ask.fm: anonymous question

Kebodohanku bertindak iseng berbuah pada rasa rindu yang tak akan pernah bisa ku sampaikan. Dengan bodohnya meng-ask dia di jejaring sosial ask.fm tentang apa yang dia rasakan tentang apa yang ditulis di personal message Blackberry Messanger.
Hanya dalam 26 menit kemudian dia menjawab pertanyaan yang ku ajukan. Mukaku berubah menjadi seperti kepiting rebus ketika membaca answer darinya.

"Gausah dianon gapapa kali.. palingan juga temen2 kontak bbm haha. mau daftar gak nih:D"
Oh God tiba-tiba aku khawatir jika dia bisa menebak siapa aku. Di pikiranku langsung timbul ribuan kata-kata akan apa yang ingin ku ketik. Tak butuh lama untuk aku menghasilkan kembali ask apa yang harus aku ajukan.

"Gausah2, takut menyakiti-dan-disakiti lagi haha caelah bahasanya. Cukup dari askfm aja gue mantau lo:)"

Lima menit kemudian,

"Menyakiti dan disakiti? apakah dirimu sudah pernah disakiti? atau mungkin dirimu yang menyakiti? atau kita saling menyakiti? pecahkan saja gelasnya biar ramai.. biar mengadu sampai gaduh"
Dia masih seperti yang dulu, masih dengan otak sangkleknya, akupun ingin membalas kesangklekan itu tapi aku menghindari rasa itu hadir kembali disaat aku hanya iseng dan khawatir dia benar-benar menebak bahwa itu pertanyaan dariku.

"Aku sudah muak dengan semua drama ini, pulangkan saja aku pada ibu atau bapakku mas"

"Ke bapakmu apa ibukmu? ooh iya.. kok atau? emang mereka sudah cere'?"

Aku ingin mengajukan pertanyaan lagi tapi batinku berkata "STOP". Entahlah, aku memang ingin menyetopnya karena hanya dengan percakapan singkat seperti itu saja sudah membuatku melupakan apa yang harus aku kerjakan, apa yang ingin kukatakan dan membuat aku sedikit badmood yang akhirnya orang-orang sekitarku terkena imbasnya.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Counted Days

89

no title