Ceritaku di Masa Pandemi: Setahun Sudah

22 Maret 2020 untuk pertama kalinya aku dirawat di Rumah Sakit, bukan kamar biasa, tapi kamar isolasi. Bagaimana bisa? Panjang nih ceritanya hehehe.

10 Maret 2020, aku flu. Lalu minum obat warung untuk menghilangkan bersin-bersin, tapi bukannya sembuh, malah timbul kemerahan di sekujur tubuhku dan kesulitan untuk bernafas. Dibawalah aku ke IGD RS Pelabuhan untuk melakukan pemeriksaan, Dokter jaga sempat bingung mengapa timbul alergi karena kandungan di obat yang aku minum tidak ada kandungan penyebab alergi. Kemudian aku dapet tindakan suntik, dan setelah satu jam kemerahan dan kesulitan bernafas itu hilang, aku diperbolehkan pulang dan diberi resep obat-obatan.

Seminggu berlalu, bertemu teman-teman kuliah namun rencana ke Bandung untuk menghadiri pernikahan sahabatku batal karena imbauan pemerintah untuk di rumah saja. Obat yang diresepkan juga sudah habis.

18 Maret 2020, mulai timbul lagi flu dan sesekali batuk. Di kantor sudah mulai aware untuk penerapan protokol kesehatan, seperti berjemur sebelum bekerja, memakai masker, dan jaga jarak.

20 Maret 2020, bersin-bersin semakin intens dan aku merasa badan "greges" lalu diminta pulang oleh atasanku di kantor untuk berobat ke dokter. Sekitar jam 12 siang aku sampai RS Pelabuhan dan menuju poli umum, dokter menanyakan riwayat berobat sebelumnya, sampai pertanyaan bepergian kemana saja selama tiga bulan terakhir. Dokter umum yang sedang bertugas memberi surat rujukan untuk langsung ke IGD (lagi)
Badanku semakin gak enak ketika menunggu antrian di IGD yang ternyata cukup banyak pasien. Kakakku datang untuk menemani. Saatnya aku dipanggil ke ruang IGD, ditanya keluhan, riwayat bepergian, dan diukur suhu pun sudah masuk angka 39˚, kemudian masuk lab untuk ambil sample darah, lanjut foto thorax. Hasil leukositku sangat rendah, foto thorax juga ada flek, dan jadilah aku berstatus ODP (Orang Dalam Pemantauan) dan diminta untuk isolasi mandiri di rumah selama 14 hari.

Teman-teman kantor geger, ruanganku langsung ditutup total dan dibersihkan secara ekstra.

22 Maret 2020, udah feel better, udah maskeran Freeman pula sore-sore. Lalu di sinilah semua dimulai. Menurut cerita Ibu, aku yang lagi ngerebus air tapi ditinggal ke kamar, dipanggil dan gak jawab. 
Rupanya di situ aku udah gak sadar tapi aku bisa merasa badanku yang panas dan menggigil. Lalu kakakku memanggil dokter klinik dekat rumah dan bilang kalau panasku sudah 40˚ baiknya dibawa ke rumah sakit segera. Aku merasakan badanku diangkat untuk masuk ke mobil. Pergi ke RS Pelabuhan sudah diminta langsung untuk ke RS rujukan pasien khusus, salah satunya RSPI Sulianti Sulianti.  
Aku yang mulai sadar ketika sudah di IGD RSPI yang super dingin dan merasa capek banget banget entah kenapa. Diajak bicara oleh suster yang berjaga, sembari pasang alat rekam jantung, pasang selang oksigen, dan pengambilan sample darah..

----- Continued -----

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Counted Days

89

no title