Ngajuin KPR Subsidi dengan Modal Nekat.

Hai guys! Targetku untuk #2019wisuda tercapai loh, alhamdulillah yaaa. Di postingan ini pertama kali aku menulis step awal skripsi dari mulai mata kuliah Metode Penelitian di Oktober tahun lalu, dan di tanggal 3 Desember 2019 aku diwisuda, alhamdulillah sekali lagi.

Nah, kali ini aku akan bahas soal step by step untuk punya rumah subsidi sesuai pengalamanku sendiri. Beberapa waktu lalu, ada hasil riset menyatakan bahwa generasi millenial sulit memiliki tempat tinggal karena gaya hidup seperti nongkrong di cafe, minat traveling yang tinggi atau bahkan memenuhi keinginan punya gadget yang selalu up to date. Hmm.. siapa sih yang gak pengen kalau bisa explore Indonesi atau bahkan keliling dunia? Kongkow bareng temen sambil ngopi seru sekalian menjaga silaturahmi minimal seminggu sekali?

Kalian dan termasuk aku sebagai generasi milenial pasti punya pikiran untuk memiliki rumah juga dong? Gak melulu having fun menikmati masa muda. Tapi tapi tapi... pasti ada aja alasan "Ah, susah tau proses punya rumah", "Ah, nanti deh aku belum ada tabungan", dan beribu alasan lainnya.Sekarang aku akan cerita seberapa nekatnya aku ngajuin KPR subsidi demi mematahkan hasil riset tadi, sekali lagi ngajuin KPR Subsidi dengan modal nekat:)).

Dari dulu, aku selalu bermimpi punya rumah di kawasan yang berhawa dingin seperti Bogor ataupun Lembang. Satu waktu, urusan kuliahku (dateng ke kampus tiap hari) sudah selesai, yaaa walaupun masih dalam proses dunia perskripsian, aku mulai berpikir untuk investasi rumah. Aku iseng browsing rumah subsidi di Bogor, tapi belum menemukan yang sesuai dengan apa yang ku inginkan. Kemudian, aku masuk ke grup Rumah Subsidi Bogor di Facebook, ada seorang marketing yang mempromosikan dengan upload beberapa foto, spesifikasi dan harga rumah yang membuatku tertarik.

Long story short, aku mendapatkan no WhatsApp Bapak marketing untuk bertanya tentang skema KPR, pembayaran DP, hingga teknis dari rumah subsidi itu sendiri. Dua Minggu setelahnya aku janjian untuk melakukan survey rumah untuk pertama kalinya.

Minggu, 19 April 2019
Aku mengajak Ibu untuk survey rumah yang akan menjadi rumahku kelak. Semoga. Jauh dari Jakarta memang, yaitu di daerah Cibungbulang, Dramaga, Bogor Barat. Alhamdulillah, dari rumahku di Tanjung Priok ada angkutan umum yaitu bus CBU (Citra Bakti Utama) yang bisa langsung turun di depan pintu gerbang perumahan Citoh. Sampai di sana, aku mendatangi marketing gallery untuk bertemu Pak Mugi (Marketing yang sudah janjian denganku). Setelah itu, aku diajak untuk mendatangi unit yang sudah ku booking via WhatsApp, memang masih tahap pondasi, tapi Pak Mugi bilang pembangunan maksimal 6 bulan. Ibuku bertanya "Kamu ada saldo untuk booking fee sekarang?". Oke bhaiqqq:)), Ibu tidak basa-basi untuk menunjukan rasa sukanya. Setelah proses tanda terima pembayaran senilai Rp 1.000.000 , aku diberikan berkas untuk dilengkapi dan diisi, seperti:
1. Fotokopi KTP,
2. Fotokopi Kartu Keluarga,
3. Surat keterangan dari kelurahan bahwa belum memiliki rumah,
4. Surat keterangan kerja dari perusahaan,
5. Surat keterangan suami/istri (aku meminta kakak kandung untuk mengisinya),
6. Slip gaji 3 bulan terakhir,
7. Rekening koran 3 bulan terakhir.

Minggu, 28 April 2019
Kembali mendatangi marketing gallery untuk mengembalikan berkas yang sudah kulengkapi sekaligus membayar DP ke-1 sebesar Rp 3.000.000. Kemudian, di tanggal 3 Mei 2019 dikabari oleh staff KPR dari developer PT Trimitra Gold Land bahwa berkas sudah masuk bank untuk pembiayaan.

Kamis, 15 Mei 2019
Aku mentransfer uang senilai Rp 4.750.000 sebagai DP ke-2.

Senin, 10 Juni 2019
Aku mentransfer kembali uang senilai Rp 4.975.000 sebagai biaya BPHTB dan surat-surat.

Kamis, 14 November 2019
Dikabari oleh pihak developer bahwa akhirnya pengajuan KPR subsidi disetujui oleh BTN Syariah Cabang Bogor yang artinya aku harus menjadi nasabah di tabungan bank tersebut.

Oh iya ini penting sekali, sebelumnya aku diikutkan skema plafon FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dari pemerintah sebagai bantuan kepemilikan rumah tapak subsidi yaitu dengan biaya cicilan yang flat alias tidak mengikuti suku bunga bank yang mengambang (floating). Tetapi, setelah browsing dan menemukan artikel ini , bahwa program FLPP tersendat sejak pertengahan tahun 2019. Hal tersebut memang menyebabkan lamanya proses dalam akad kredit yang harusnya bisa berlangsung di antara bulan Agustus. Setelah itu, aku diinformasikan bahwa pengajuan KPR ini diikutkan dengan skema baru yaitu BP2BT (Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan). BP2BT ini merupakan program pemberian subsidi untuk uang muka. Dari developerku sendiri sedang mengajukan subsidi uang muka sebesar Rp 40.000.000.

Kamis, 21 November 2019
Setelah mencari tahu soal lokasi, aku merencanakan untuk membuka rekening tabungan di bank BTN Syariah Cabang Bogor dan izin pulang cepat ke atasanku di kantor. Dokumen yang dibutuhkan untuk membuka rekening tabungan KPR adalah KTP dan NPWP.



(will soon be updated)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Counted Days

89

no title