Bahkan, aku tidak ingat persis dimana awal bisa menutup lembar berwarna abu-abu. Sudahlah, tak perlu lagi diingat sesak sendirian itu. Sekarang, aku patut bersyukur dan berbahagia atas apa yang sudah Tuhan anugerahkan saat ini. Jelas, Tuhan tidak main-main dalam skenario yang manusia tidak mampu dalam imajinasi sekalipun. Ucaplah dalam hati, “terima kasih, Tuhan”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabtu Dini Hari

draft

Dari Univ. Indonesia ke Tanjung Priok Naik Kereta