Bahkan, aku tidak ingat persis dimana awal bisa menutup lembar berwarna abu-abu. Sudahlah, tak perlu lagi diingat sesak sendirian itu. Sekarang, aku patut bersyukur dan berbahagia atas apa yang sudah Tuhan anugerahkan saat ini. Jelas, Tuhan tidak main-main dalam skenario yang manusia tidak mampu dalam imajinasi sekalipun. Ucaplah dalam hati, “terima kasih, Tuhan”.
Counted Days
Saat ini Perasaanku tidak berbentuk Pikiranku berkecamuk Fisikku memburuk Begitu banyak angan dan rencana yang aku tanggung sendirian Begitu banyak beban dan jalan yang aku topang sendirian Tidak ada yang mau mendengar It's fine Ingin berteriak, ingin berontak Anak kecil di dalam diriku melihatku pilu Sangat ingin memeluknya dan bertanya apakah kita kuat Apakah esok kita menyerah Dadaku sesak, semakin tersayat Luka batin ini semakin memerah darah Bukannya pulih tapi malah palung Aku sungguh lemah Terus bertanya Apakah aku bisa merasa bahagia Apakah aku akan terlepas dari renjana Kapan datang waktunya Menjadi opsi yang entah ke-berapa Tiada bisa diajak pertama Tapi tak apa, aku sudah biasa Jangan mengharap cinta dan hidupnya Dan vice versa
Komentar
Posting Komentar